Social stratification
Seorang individu tidak bisa hidup sendiri.
Mungkin bisa hidup mandiri, tetapi tetap saja seorang individu membutuhkan
orang lain dalam menjalani kehidupannya. Hidup bermasyarakat, inilah yang biasa
dilakukan oleh setiap individu yang tinggal di suatu wilayah. Hidup saling
bertetangga, saling bersosialisasi dengan invidu lain di sekitarnya, saling
membantu, dan lain sebagainya.
Stratifikasi sosial atau social
stratification sendiri memiliki arti pembedaan atau pengelompokan
para anggota masyarakat secara vertikal.
Kesenjangan Sosial
Ini nih yang biasanya bikin ibu-ibu arisan
suka banget ngegosip (hehe). Tidak jarang ada saja kesenjangan sosial di suatu
wilayah. Kesenjangan sosial terjadi dimana saja, mau di desa atau di kota sama
saja, pasti ada saja yang namanya kesenjangan sosial.
Kesenjangan sosial adalah suatu fenomena
ketidakseimbangan sosial yang membuat adanya perbedaan yang sangat mencolok
dalam kehidupan manusia. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena
adanya beberapa faktor sebagai berikut :
1. Dari
dalam diri individu
Artinya adalah faktor
yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial adalah berasal dari individu itu
sendiri karena rendahnya kualitas diri daripada yang lain dan juga karena
adanya nilai-nilai sosial yang menjadi kiblat di daerah individu itu tinggal
seperti adanya pelapisan masyarakat dengan kriteria yang bersifat kontras yaitu
kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan pendidikan atau penguasaan ilmu
pengetahuan. Dalam penjelasan Lewis
(1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung
dalam kebudayaan kemiskinan.
2. Dari
luar kemampuan individu
Artinya adalah faktor yang
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial adalah berasal dari
kebijakan-kebijakan resmi atau terjadi karena adanya birokrasi yang membatasi
kemampuan seorang individu.
Pelapisan Sosial di RT 06/ RW 15
Di sekitar rumah saya di Bekasi. Keluarahan
Kayuringin Jaya. Kecamatan Bekasi Selatan. Kami bertempat tinggal di kawasan
menengah keatas, setiap keluarga memiliki mobil pribadi. Dan hampir semuanya
berumah tingkat dua. Di depan rumah saya adalah pangkalan becak dimana biasanya
tukang becak duduk sembari minum kopi atau main catur. Di seberang jalan ada
warung kecil, yang menjual jajanan anak-anak atau soft drink. Di lingkungan RT
saya, penduduk saling kenal dengan tukang becak, penjual jajanan, dan pedagang
yang biasanya keliling RT atau singgah di warung depan rumah. Saking terbiasanya,
tak jarang bapak-bapak yang baru pulang kerja turut serta berbincang santai di
warung depan rumah saya.
Meskipun terlihat adanya kesenjangan sosial
dalam hal ekonomi. Tetapi, saya rasa tidak ada kesenjangan sosial yang berarti.
Kebanyakan tiap-tiap keluarga terbiasa untuk saling berkomunikasi dengan para
tetangganya, bahkan menganggap seperti keluarga sendiri. Jika terjadi masalah,
akan dibicarakan bersama seperti seharusnya. Saya harap akan terus seperti ini
ke depannya dan juga semua wilayah di Indonesia bisa tenang dan damai tanpa
menjadikan kesenjangan sosial sebagai alasan untuk tidak bisa bersatu.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar